Day 9: Best Trip of My Life
I'm never gonna look back (woah)
i'm never gonna give it up, no
please don't wake me now
(u-u-uuuu)
This is gonna be the best day of my life~
my li-i-i-i-i-i-ife~
Wkwkwkw maaf banget nih. Habisnya kalau bahas trip, gue jadi refleks inget program tv yang judulnya My Trip My Adventure. Hal yang paling gue inget dari program itu adalah, host nya menunjukan proses dia menemukan tempat yang akan dikunjunginya, setelah gak lama dia menemukan tempat yang dia udah tuju dari awal, dia akan mulai mengeksplor alam. Dengan bertelanjang dada dan celana boxer, dengan syahdunya, si host tiba-tiba bakal menatap drone di langit dan berteriak sebuah slogan"My Trip!!! My Adventure!!! Huuuu~" Teriak hostnya sok asik, sambil terjun ke air dan drone akan dibawa menjauh dari tempat si host ini terjun. Dipadukan dengan background musik diatas yang berjudul Best Day of My Life nya American Authors yang diputar semakin lama semakin kencang yang dilanjut dengan logo MTMA yang menandakan akan ada iklan dalam 5 detik lagi.
Ngomong-ngomong soal trip, gue ga kayak begitu kok. Gak tiba-tiba gue bertelanjang dada dan hanya bermodalkan celana boxer lalu teriak "My Trip!!! My Adventure!!! Huuuuu~"
Tapi, background musiknya terus menghantui gue. Hal yang dilakukan orang normal saat mencapai puncak gunung adalah bersyukur dan mengucap pujian yang seharusnya kita berikan kepada sang pencipta keindahan. Tapi, entah kenapa saat gue selesai menapaki titik paling atas, otak gue langsung mengumandangkan lagu Best Day of My Life. Hampir aja kelepasan gue teriak slogan MTMA walau gue berusaha menutup mulut gue menggunakan tangan, takut-takut gue teriak beneran.
Gak gak, tadi becanda kok.
Serius,
becanda.
Senang atau engganya gue dalam suatu perjalanan biasanya bisa dibuktikan dengan beberapa hal. Pertama, ketika gue senang, gue akan nampak bahagia dari awal sampai pulang. Kalau di tengah-tengah muka gue lelah, ya berarti gue ga nyaman dengan perjalanan kali ini. Kedua, bisa dilihat dari hasil foto. Foto-foto yang gue upload ke sosial media gue terutama instagram. Foto yang gue unggah ke instagram adalah hasil jepretan terbaik gue. Jadi kalau dalam suatu perjalanan gue merasa tidak senang, maka gue gak akan upload. Atau kalian bisa melihat sendiri kualitas foto yang gue hasilkan. Kalau foto tersebut dari angel yang asal-asalan. Tidak menunjukan ke-estetikan, bisa dipastikan bahwa gue kurang nyaman dalam perjalanan itu. Sebaliknya, kalau gue post instastory bahkan sampai titik-titik ngalahin story Awkarin, berarti gue suka dengan perjalanan kala itu.
Menurut gue, semua perjalanan gue adalah yang paling terbaik. Mau se-bad-trip apapun perjalanan gue, gue merasa bahwa hal itu seru dan hanya terjadi sekali. Karena tiap perjalanan gue selalu memiliki cerita yang berbeda. Entah dari satu perjalanan ke perjalanan yang lain, selalu ada hal yang terselip dan menarik untuk gue bahas. Gue merasa bahwa semua perjalanan gue layak gue tulis disini. Tapi, karena ehm... Gue gak ada waktu dan pengen banget ngegame lagi, jadi gue cuma pengen menulis satu perjalanan yang menurut gue aneh, tapi seru.
Sebelum hari dimana gue memulai perjalanan, biasanya gue dan teman gue akan membuat rencana akan kemana saja kita dan apa yang akan kita lakukan disana. Pastinya dengan membuka google dan mencari tahu lebih lanjut informasi tentang tempat-tempat yang akan kami kunjungi. Setelah dapat, kita akan saling berbagi ke dalam grup satu sama lain. Setelah informasi lengkap, tinggal eksekusi.
Gw dan 3 teman gue akhirnya sepakat. Bahwa sore hari esok, kita akan jalan ke MRT Bendungan Hilir untuk sekadar nongkrong dan minum kopi. Tujuan utama kita adalah makan ramen di Little Tokyo pada malam harinya sekalian balik ke arah pulang. Oke lah.
Di hari keberangkatan, gue berjalan dari rumah pukul 2 siang. Ga sampai 3 kilometer gue berjalan menggunakan grab bike, hujan tiba-tiba turun deras yang membuat gue dan abangnya terpaksa berhenti untuk berteduh. Titik kumpul kita yaitu di rumah R, yang saat itu udah semua kumpul, yang berarti tinggal gue yang belum hadir disana. Saat gue telfon keadaan disana, mereka bilang hujannya sudah berhenti. Berbeda dengan gue yang saat itu masih deras. Setelah menunggu 10 menitan, hujan berhenti, gue dan abang grab melanjutkan perjalanan ke titik kumpul, yaitu rumah R. Saat di depan rumahnya, gue langsung bisa mendengar sayup-sayup suara ketawa dari dalam. Tentu saja mereka yang ngetawain gue. Setelah membayar, tiba-tiba abang grabnya bilang,
"HELM NYA MBAK" Teriak abang grabnya.
Astagfirullah, mas nya bisa ngomong lewat telfon aja ga?
"Oh iya lupa hehehe" kekeh gue, kecil.
Yang jelas aja orang-orang gila di balik pagar ini makin gila.
Gue malu dikit. Saat buru-buru buka gerbang untuk menghindari suara ketawa abang grabnya, gue malah makin panik saat tau gerbangnya ga bisa dibuka.
"WAHAHAHAHA...Dorong kedepan, bukan ditarik ke belakang"
Sialan.
Gue cuma bisa mengutuk mereka semua dalam hati.
Setelah kita duduk sebentar dan berpamitan dengan yang empunya rumah, kita berjalan ke depan. Tapi gerimis kembali melanda. Makin sialnya lagi, saat tau abang grab yang tadi nganter gue malah neduh di depan situ. Gue harap abang grabnya punya kekuatan hapus ingatan, karena gue malu banget setelah insiden pencurian helm yang tidak disengaja itu.
Kita awalnya memiliki rencana naik angkot dan transjakarta, tapi karena tiba-tiba terjadi hujan angin, kita terpaksa neduh di alfamart terdekat dan memesan grab car ke MRT Lebak Bulus. Gue udah firasat. Dengan adanya insiden hujan dan helm, pasti perjalanan kali ini akan bad trip. Tuhan seperti tidak mengizinkan kita untuk pergi. Hingga akhirnya kita bisa bertemu dengan satu grab car penyelamat semua rencana yang udah kita buat dari kemarin.
Selalu ada pembicaraan menarik di dalam mobil. Gue, N dan R duduk bertiga di belakang. Sedangkan I ada di depan. I saat itu hanya diam. Kami yang duduk bertiga dibelakang seperti biasa melakukan pergibahan duniawi. Seperti adu nasib antara sekolah gue, R dan I dengan sekolah N yang berbeda. Atau topik random kayak "lu mau gak jadi PNS?" dan cerita keluarga konservatif yang bikin serba salah kalau lagi bahas Palestina-Israel yang berujung di kafir-kafirin, hingga sampailah kita di tujuan pertama.
Selalu ada pembicaraan menarik di dalam mobil. Gue, N dan R duduk bertiga di belakang. Sedangkan I ada di depan. I saat itu hanya diam. Kami yang duduk bertiga dibelakang seperti biasa melakukan pergibahan duniawi. Seperti adu nasib antara sekolah gue, R dan I dengan sekolah N yang berbeda. Atau topik random kayak "lu mau gak jadi PNS?" dan cerita keluarga konservatif yang bikin serba salah kalau lagi bahas Palestina-Israel yang berujung di kafir-kafirin, hingga sampailah kita di tujuan pertama.
Sampai di MRT Lebak Bulus, gue top up di kartu MRT diikuti dengan yang lain. Sampai di MRT nya, N excited banget sampai R yang di tegor satpam agar jangan ngobrol di dalam MRT. Sampai di sana kita pun memesan kopi . Tapi baru selesai mesen, mbak-mbaknya bilang
"Gak bisa cash ya kak, bisanya untuk pembayaran debit aja"
Hari itu, gue bersyukur pernah buka rekening.
Setelah itu, sambil menunggu kopi, gue dan N berencana untuk shalat ashar karena jam menunjukan pukul 3 lebih. Gue mencoba bertanya tapi ternyata masjid dan mushola ada di balik bangunan yang ada di belakang kita sekarang. Gue pun mencoba izin ke satpam tersebut. Setelah dipersilahkan masuk, kami berjaalan sok tenang. Kami memasuki wilayah yang sangat berbeda 180 derajat dengan wilayah di luar. Kalau gue gambarin, kayak fairytale banget. Bangunan ini ternyata dikelilingi taman asri yang terawat dan pendopo juga ruang temu berdesain romawi kuno Hingga suara ini memecah keheningan dikala gue masih takjub sama apa yang disuguhkan di sekeliling gue sekarang.
"Pit, lu bawa Hp gak?" Tanya N
gue pun menjawab,
"Bawa"
Hingga sedetik kemudian,
"HAHAHAHAHA"
Kita seperti bisa membaca pikiran satu sama lain. Yup, shalat ga afdol kalau ga sekalian sama foto-foto. Lokasi musholanya ternyata ada di belakang patung porselen perempuan bertangan buntung. Seperti tangga rahasia yang sebenarnya tangga darurat. Kita turun ke bawah. Sekitar dua sampai tiga pintu, baru kita ketemu mushola di basement. Jujur, musholanya sepi. Gak ada anak perempuan selain gue dan N. Anak laki-laki paling cuma petugas kebersihan dan satu bapak-bapak dengan name tag hijau di dada. Kita pun shalat dan kembali sambil memberi tahu I dan R dimana mushola agar mereka gak tersesat.
Ternyata, mereka berdua lebih ajaib lagi. Mereka malah masuk ke gedungnya, Dengan penjagaan yang ketat, mereka mampu menerobos itu hanya untuk sekadar ke mushola. Gue gak tau mau bilang apa, tapi kayaknya gue harus buat trip ke masjid habis ini. Setelah mereka shalat, mereka berdua bercerita tentang gedung yang seperti memiliki konsep Hogwarts alias sekolahnya Harry Potter dengan lift kaca dan lilin-lilin besar yang tinggi menjuntai di langit-langit gedung. Hanya dengan gambaran begitu, gue makin menerka-nerka bagaimana bentuknya ketika malam. Hingga kami rela menunggu shalat maghrib agar bisa masuk ke dalam lagi.
Maghrib pun tiba, artinya saatnya shalat kemudian pulang. Kami berempat memutuskan untuk shalat di dalam gedung seperti yang dilakukan R dan I di awal. Saat malam, gedungnya jauh lebih indah. Lampu warna keemasan memancar hingga keluar dengan pemandangan di dalam gedung yang terlihat sampai keluar karena gedung tersebut layaknya transparan karena banyak dilapisi kaca. Setelah melalui proses pengecekan, kita pun masuk kedalam. Saat masuk, kita disuguhi oleh tangga yang melingkar tinggi hingga ke atas juga lift kaca di tengah gedung yang bikin semuanya makin wah. Candle light yang tadi kita lihat di luar, sekarang menjadi lebih jelas dan tergantung di langit-langit dengan ukuran yang besar.
Sc: Pinterest
Tapi, ayo fokus shalat dulu. Kita semua berbelok ke arah kiri yang gue dapati saat itu satu lukisan besar bergambar abstrak. Makin takjub geue saat tau di dalam situ ternyata banyak juga tempat makan kayak Aw, KFC, bahkan minuman kalengan. Setelah shalat, kita keliling dari lift ke atas, turun lagi lalu memutar ke kanan gedung dan berakhir ke taman di awal. Gak lupa kita ucap makasih ke satpam karena atas izinnya kita bisa ngerasain pengalaman seru ini. Kita pun lanjut ke Little Tokyo.
Awalnya, saat kita mau naik MRT ke Blok M, ada kendala di kartu MRT N. Tapi, akhirnya dia bisa beli lagi wkwkwk. Sampai di Blok M, hal yang pertama kali kita khawatirkan adalah halal dan haram. Karena masakan Jepang terkenal dengan minyak babi dan sake-nya. Hingga destinasi terakhir yaitu sebuah resto yang agak tertutup, tapi saat dibuka ternyata bagian dalamnya cukup luas. Alhamdulillah lagi mereka tanpa minyak babi dan sake walau belum terbukti kehalalannya. Kita memesan 4 ramen dengan berbagai macam varian. Ada rasa spicy, vegetable, original, dan creamy. Ternyata yang paling enak yang creamy dong :(
Pulangnya, gue naik grab bike dari Blok M ke rumah. Hal itu seru banget sih karena itu pertama kali gue keluar malam dan naik motor berduaan sama abang grabnya. Romantis. Gue sampai di rumah pukul 10 malam. Walau nyokap gue udah pasang muka kesel, tapi buat gue itu adalah salah satu perjalanan paling worth it. Maaf banget kalau norak, rasanya gue pengen banget teriak,
My Trip!!!
My Adventure!!!
Komentar
Posting Komentar