Day 22: 3 Personality Traits You're Proud Of

Entah udah yang keberapa kalinya gue cek kepribadian diri gue sendiri. Terakhir, hampir banyak yang berganti. Dari ESTP lalu ke ISTP beranjak lagi ke ENFP dan terakhir setelah tragedi covid yang mengancam, gue jadi anak rumahan dan kepribadian gue pun mengikuti pribadi tuannya alias berganti lagi menjadi INFP. Ya, kalau gak salah terakhir kali gue cek INFP. Kalau kata temen gue,

"Jangan terlalu percaya sama kepribadian gitu-gitu ego, 16 kepribadian itu terlalu sempit buat ngegambarin manusia yang terlalu kompleks."

Emang benar, terkadang gue juga skeptis dengan tipe kepribadian itu. Buat gue mereka terlalu general. Jujur aja, gue juga termasuk orang yang kesel sama orang-orang yang suka menggolongkan diri mereka sendiri. Selain ada self diagnose, orang-orang ini juga kayaknya pada self pede, deh. Berasa dia doang kali yang punya sifat kayak begitu. Maaf nih kalo nabur garem. Kayak gini nih tipikal orang yang gue keselin,

"Gila, dia brengsek banget sih, gak lagi-lagi gue pacaran sama dia"

"Ya lagian, scorpio lu pacarin"

Apaan sih? Maksud gue gak cuma scorpio, capricorn kan juga bisa gak ada akhlak, gak cuma 2 zodiak itu sih, malahan semua zodiak punya potensi buat brengsek. Kenapa harus scorpio?

 Atau,

"Jangan sama sagitarius deh, terlalu friendly"

Asli, kalo ada yang ngomong begini di depan gue, pengen banget gue culik terus gue paksa buat dengerin lagu ziggi zagga 24 jam nonstop. 

Atau baru-baru ini, yang lagi ngetren. Love language.

Hal ini bikin salah paham asli. Gue juga jadi takut buat bersikap. Kalau ada kecelakaan motor dan gue bantu dia berdiri, gue takut dia baper karena love languagenya  act of service. Gue jadi takut juga buat muji orang karena kalo gue puji sedikit nanti dia baper karena love languagenya word of affirmation. Arghhh... Gue kesel banget. 

Bodo amat deh ya, gue gak bakal ngomong langsung, maybe just a little bit salty  hihihii... Tapi hari ini gue gak bakalan bahas 3 kepribadian yang gue banggakan dari menjadi INFP. Karena ada beberapa sifat INFP juga yang gue sangkal. Ada 3 kepribadian yang gue banggakan di luar INFP contohnya kayak,

1. Kreatif

Agak pede sih gue ngomong begini, tapi gue juga baru sadar bahwa gue gak bisa diem. Di rumah gue, ada satu alat sulam yang kadang gue pake kalau senggang. Ada juga mesin jahit yang pernah gue pakai untuk menjahit baju nyokap gue sebagai kelinci percobaan dan berakhir di tukang jahit langganan karena bajunya ancur, Makanya, gue mundur dari cita-cita dokter karena gue yakin bahan praktek gue bakalan berakhir ancur karena keteledoran gue. Oke oot. Entah kalau hari libur tiba, gue gak bisa bener-bener dalam sehari gak melakukan apapun. Entah gue akan menulis puisi, diary, menjahit, melukis, atau buat spotifart. Kalau gue gak melakukan hal aneh dalam sehari, rasanya kosong, hampa, dan bosen aja. Lalu malemnya gue akan mengevaluasi diri gue sendiri yang gak produktif dan berakhir gak bisa tidur. Ya, gue bangga dengan kreativitas yang gue punya. Karena setidaknya gue gak perlu khawatir kalau gue gak dapat kerjaan di masa depan karena gue bisa jadi tukang jahit keliling wkwkwk,,,

2. Bodo amat

Mungkin susah buat orang lain bersikap bodo amat. Banyak orang yang menjadi people pleasure hanya karena mereka gak enakan dengan orang lain. Gue sendiri tipikal orang yang "Oh, oke." Buat gue, bodo amat sendiri bukan berarti gak peduli, tapi secukupnya. Gue bakal respect dan menyimak setiap orang yang cerita sama gue entah apapun itu. Tapi, gue gak akan menggali lebih dalam. Gue hanya akan menyeimbangkan topik dengan pertanyaan yang menurut gue tidak terlalu dalam tapi masih bisa menggambarkan bahwa gue menyimak dengan cerita-cerita mereka. Kalau selesai, yaudah selesai. Gue jarang kepikiran. Hal ini kadang menyebabkan kesalahpahaman antar teman gue yang lain. Apalagi nyokap gue sendiri, kalau gue kurang menyimak ceritanya, gue bakal di cap orang yang cuek dan gak peduli atau kulkas 2 pintu saking dinginnya. Gak cuma masalah bodo amat ke sesama, gue juga bodo amat dengan penampilan. Ketika nyokap gue ribet banget nyariin jepitan rambut yang cocok buat gue, gue sendiri lebih suka dengan jepitan warna polos. Karena bodo amat mau orang lain notice apa engga yang penting rambut gue ke-iket, udah gitu aja.

3. Gak neko-neko

Gue sebenarnya masih gak paham arti neko-neko ini apa. Kalau di bahasa jepang artinya kucing. Tapi emang iya gue gak kucing-kucing? Gue emang bukan siluman kucing, tapi apa nyambungnya ini sama kepribadian? Oke gue bakalan cek Google dulu. 

Ohhh... Artinya ternyata gak aneh-aneh gengs. 

Gue gak tau ini bahasa mana, tapi keluarga gue selalu menganggap gue anak yang gak neko-neko. Setelah tau artinya, gue menerima ini sih. Gue bukan tipikal orang yang suka cari masalah. Malah kadang gue cenderung lari dari masalah dan mencari masalah baru (ini bohong kok. Serius. Bohong.) Tapi serius, gue cuma pengen hidup tenang aja. Gue gak suka cari perhatian juga biar semua perhatian berpusat pada gue. Jujur, gue gak nyaman. Makanya gue lebih suka untuk tidak menjadi pemimpin. Kalau disuruh pilih cita-cita apa yang paling gue hindari nomor 1 di benak gue adalah presiden. Gue gak pernah suka perhatian. Perhatian cuma menuntut gue menjadi sesuatu yang pemerhati mau sedangkan gue engga. Gue gak bebas dengan itu. 

Balik ke gak neko-neko. Bahkan dalam selera makananpun, gue juga gak punya spesifikasi khusus. Gue mengakui kalau gue agak pemilih. Tapi, bukan berarti hal ini merepotkan orang lain. Selama orang lain nyaman sama gue, gue akan mentolerir apapun yang ada di sajikan di depan gue. Gue gak mau orang gak nyaman cuma karena gue neko-neko (people pleasure?)

Entahlah, ini bagian dari kepribadian atau bukan. Gue juga gak yakin hal diatas bisa gue banggakan atau malah memalukan. Yang jelas, gue merasa bahwa kepribadian gue harus mengikuti prinsip hidup gue yang minimalis. Gue harap, kesederhanaan gue berlanjut dan melekat dalam diri gue selalu. Gue ingin orang mengenal gue sebagai orang yang simple dan sederhana. Yah, setidaknya ada sesuatu dari diri gue yang bisa gue banggakan, kan?

Sc: Pinterest




Komentar

Ê• •á´¥•Ê”