Day 17: What Makes Me Sad
Lagi-lagi gue kebingungan. Bukan bingung buat cerita tentang apa yang sebenarnya buat gue sedih. Tapi bingung harus gue mulai darimana. Dari tadi pagi gue was-was terus. Dilema antara cerita atau engga. Tapi gue putuskan bahwa gue ga akan cerita apa yang membuat gue sedih. Tapi lebih ke pemicunya. Jujur aja, gue juga bingung untuk menetapkan bahwa gue lagi sedih. Atau faktor tertentu yang bikin gue sedih. Maksud gue, sedih itu kayak unfortunate event aja ga sih? Kehilangan uang, sedih. Rusakin hp, sedih. Kebanjiran, sedih. Tapi yaudah. Buat gue hal itu gak selamanya bakalan melekat dalam 24 jam. Kalau gue pikir, badai itu pasti berlalu. Jadi gak selamanya gue akan larut dalam kesedihan. Kakak kelas gue pernah memotivasi tim gue yang kalah lomba dengan,
"Lo boleh aja sekarang sedih sekarang, nangis sebanyak-banyaknya, tapi besok, lo harus jadi orang baru. Lupain semuanya besok, walau lo menang sekalipun"
Dengan begitu. terkadang gue bisa aja lupa kalau gue habis sedih semalam. Tapi, masalahnya adalah. Gue menolak keras untuk menangis. Gue rasa gak apa-apa kalau setiap gue sedih gue akan menyalurkan kesedihan gue melalui diary atau tulisan dalam apapun yang sekiranya bisa membantu gue untuk melepas kesedihan yang gue miliki sekarang. Tapi, terkadang gue merasa itu gak cukup. Pernah sekali saat gue gak puas menulis, gue malah berhenti menulis. Karena gue merasa gue menulis hanya ketika gue lagi sedih aja.
Kenapa ga cerita ke temen aja?
Alasan gue gak pernah cerita adalah, gue gak mau dikasihanin. Asli deh, lagian kalau gue cerita yang ada malahan gue buat itu seakan candaan. Bahkan, teman-teman gue juga kadang ngerasa kalau gue boong atau yang gue ceritain ke mereka adalah cerita karangan cuma biar mereka ketawa.
"Lu cuma becanda kan?"
"Lah gue beneran, bego"
Yang tadinya doi ketawa paling kenceng, jadi pasang muka paling iba. Gue gak nyaman juga setelahnya karena berasa oversharing. Dalam hati, gue udah menerka-nerka bahwa orang itu pasti besok jadi awkward sama gue atau minimal dia bakalan berubah sikap karena merasa iba sama cerita gue. Gue benci itu.
Itulah alasan gue selalu memendam, bukan karena gue gak mau cerita. Lagian entah kenapa juga, gue selalu lupa setiap mau cerita mau cerita darimana. Kayak gini aja sekarang. Gue gak tau mau cerita soal hal apa yang membuat gue sedih.
Tapi terkadang, satu kesedihan gue bisa memicu kesedihan lain loh. Gue merasa bahwa emosi gue kayak bensin. Kena api dikit auto kebakar segedung, Ini serius loh. Gue juga baru sadar. Kenapa dengan kesalahan kayak dikatain contoh kecilnya, bisa bikin gue sedih banget. Atau saat gue debat sama nyokap, tiba-tiba gue nangis sesenggukan dan gak jarang gue merugikan diri gue sendiri, Lucunya lagi, habis itu gue ketawa. Gue merasa bahwa tragedi yang habis gue alami tadi adalah hal lucu yang gak banget buat gue tangisin.
Untungnya aja, hal itu gak pernah gue lakukan ke publik. Eh, pernah deh sekali. Dulu gue kayak orang kesurupan banget kalau nangis. Mungkin itu akibat dari emosi yang gue pendam ya? Entahlah. Gue juga males ke psikolog atau curhat ke orang tentang masalah gue. Gue juga gak self diagnose. Ya semoga aja gak kenapa-kenapa.
Itu juga yang menjadi alasan utama gue menulis. Gue senang dengan adanya tantangan 30 hari ini, gue merasa gue sudah sedikit demi sedikit terbuka dengan orang-orang di luar sana, Minimal ke followers Instagram gue dan teman-teman dekat gue. Kalau tantangan ini gak ada, gue gak tau apakah bisa atau engga cerita tentang masalah pribadi gue kayak begini. Gak jarang mereka juga penasaran. Sesekali mereka nanya,
"Lu gak mau cerita apa? Gue mulu perasaan yang cerita" Tanya teman gue.
"Gak ada tuh, emang kenapa?" Tanya gue balik.
"Lu gak ada masalah? Gak mungkin." Dia mulai skeptis.
"Serius."
"Gak usah pura-pura kuat, Pit." Nasehatnya.
Tapi serius. Gue juga gak enak sih ketika orang lain curhat ke gue, tapi gue hanya mendengarkan seolah gak relate sama cerita mereka. Gue gak pengen juga ketika mereka cerita gue juga cerita hal yang sama dengan mereka. Gue takut doi mikir gue lagi adu nasib sama dia. Makanya, ketika ada yang curhat ke gue entah masalah apapun, gue akan 100 persen pasang kuping. Paling ngomong untuk respon sedikit pendapat gue tentang masalah itu.
Jadi, ya itulah hal yang membuat gue sedih wkwkwk. Kalau emang lu penasaran, bisa liat sendiri dari puisi-puisi yang gue tulis. Ya emang belum di publis sih wkwkw, tapi suatu hari gue akan mencoba untuk menumpahkan puisi gue ke blog ini.
Thank you buat yang udah baca dan tolong jangan salah paham. See ya~
Komentar
Posting Komentar