Day 15: My Favorite Movie

Nah, ini lah topik yang gue tunggu-tunggu. Review film. Mungkin seseorang akan bertanya-tanya soal kenapa gue sering membagikan opini gue tentang film yang habis gue tonton di Instagram. Buat apa sih? Emang untungnya di gue apa? Atas dasar kerjaan? Atau emang gabut aja? 

Jujur, gak cuma di Instagram sebenarnya. Kemanapun gue bertemu seseorang setelah menonton film bagus, gue akan keceplosan bilang "Eh, lu udah nonton film ini belum? Bagus banget gila, lu harus nonton juga deh, kalo udah kasih tau gue ya!" Kata gue, excited. Kalau orang yang gue rekomendasiin udah nonton, biasanya akan terjadi pertukaran opini yang ga jarang menyebabkan pertengkaran atau hah heh hoh semata kalau satu pihak ga terlalu menyimak filmnya. 

"Engga ege, profesor ga mati, kemaren gue liat lagi beli minyak di warung depan"

"Mati ege, lu gak liat dia udah di todong pistol sama Alicia, kayaknya bakal tamat disitu deh"

"Engga mati!"

"Mati!"

Dan berakhir perang sarung.

Buat gue, berbagi cerita kayak begini seru aja. Bahkan gak cuma filmnya, kita juga bisa membagi opini dari kemungkinan yang terjadi setelah filmnya selesai. Berasa jadi cenayang kalau tebakan salah satu dari kita beneran kejadian.

"Kata gue, nanti ada Midsommar 2 deh."

"Hah? Serius lo? Nanti siapa lagi kena bejek?"

Gue seneng banget buat orang yang gak pernah nonton dan menontonnya atas rekomendasi gue, karena gue pribadi merasa kalau film yang gue tonton jadi gak terlalu underated aja dan orang lain juga merasakan euforia dan pengalaman yang sama kayak waktu gue nonton yang bisa sampai terkagum-kagum. Alasan lain, tentu saja ini bagian dari strategi pemasaran. Gue menggunakan hal ini untuk memperlebar pasar gue agar orang-orang menjadi pelanggan tetap bisnis netflix gue, hehe. Tapi jujur, rasanya ketika ada orang yang berterima kasih atas rekomendasi film dari gue sebenarnya udah lebih dari cukup untuk membuat gue senang.

Oke balik ke topik. Kalau di suruh pilih 5 aja deh film favorit gue. Gue pasti bingung. Karena rata-rata film yang gue tonton gue beri rating 8 ke atas. Ya ada sih yang 8 ke bawah, yang berarti gak akan gue tonton lagi alias cuma bisa gue tonton sekali seumur hidup. Eitsss...Bukan berarti yang 8 ke atas juga bakalan gue tonton berulang-ulang loh ya, ada juga film dengan rating 8 ke atas yang hanya sanggup gue tonton sekali. Kayak contohnya Midsommar. Siapa juga yang mau nonton lagi walau dari color grading sampai segi pengambilan gambar yang apik tapi filmnya disturbing? Silahkan bagi yang mau, bagi gue Midsommar hanya cocok ditonton sekali seumur hidup, hehe.

1. The Notebook

Film ini tayang saat gue berumur 7 bulan. Gue mencoba menonton film ini karena membaca dari review-an lain katanya sih bagus. Setelah gue membuktikannya sendiri, gue hanya terdiam. Saking bagusnya dan ringannya cerita di dalam film ini, gue jadi ingin menontonnya berkali-kali. Scene di danau di hujan benar-benar manjain mata. Klise sih sebenarnya. Kisah tentang dua orang pasangan yang jatuh cinta tapi cintanya terhalang oleh harta. Tapi hal itu dikemas dengan apik dan sentimental dengan potongan adegan yang seru dan nuansa tahun 90 an yang fresh dan gak bosenin. Gue gak boong juga, kenapa Rachel McAdams cantik banget disitu. 

Sc: Pinterest
2. Parasite

Kesenjangan sosial? Plot twist? Teka-teki? Parasite punya semuanya. Buat gue, gore dalam parasite masih bisa untuk gue ikuti. Gak kayak The Saw, Final Destination, Suspiria atau gore-gore yang bikin gue males nonton film horor lagi. Sebenarnya gue lebih tertarik ke ceritanya sih. Kekeluarga kalangan bawah ini gak bisa gue sebut salah tapi gak benar juga. Ditambah dengan bermunculan banyaknya teori tentang film ini menambah nilai plus dari film ini sendiri. Parasite gak cocok untuk tontonan keluarga, tapi untuk konsumsi pribadi gue rasa masih oke karena film ini terlalu eksplisit.
Sc: Pinterest
3. 3 Nen A Gumi

Bukan film sih, jatuhnya dorama. 3 Nen A Gumi adalah drama dari Jepang yang memiliki 10 Episode di dalamnya. Drama ini bercerita tentang seorang guru yang menyandera murid kelas 12 untuk mencari alasan dari salah satu murid di kelas tersebut yang bunuh diri. Gue masih kagum banget sama acting Masaki Suda, beneran kayak orang sinting. Plot twist disini juga jangan diraguin lagi, gue bener-bener kaget sama endingnya yang ternyata ada hikmah dibalik kasus penyanderaan tersebut. Kalau ada waktu, gue pasti bakalan tonton ulang. Saking serunya, gue cuma menghabiskan waktu 2 hari untuk menonton 10 episode dari drama 3 Nen A Gumi ini.

Sc: Pinterest
4. Get Out

Film bertemakan horor psikologi ini sukses bikin gue jantungan. Fakta rasisme yang diangkat di dalam film ini benar-benar buka mata gue sama apa yang terjadi di luar sana. Walaupun udah ada film Us yang digarap dari sutradara yang sama, gue masih menetapkan Get Out sebagai film favorit. Jujur, kalau dibanding Us, film Get Out sendiri gak terlalu mikir. Dengan cerita yang ringan dan kejadian yang bisa aja relate bagi sebagian penonton, malah membuat kita merasakan sensasi ngeri di dalam filmnya. Entah gue ingin menonton lagi atau engga, karena sekali nonton udah bikin jantung gue pengen keluar. Tapi sensasi deg-degan nya itu loh yang bikin gue jadiin Get Out sebagai salah satu film favorit gue. Kalian mesti cobain.
Sc: Pinterest
5. Money Heist/La Casa de Papel
Ini series sih, bukan film. Udah ada 5 season dan terakhir rilis di tanggal 3 Desember di tahun ini alias 17 hari yang lalu. Sebagai penonton setianya, gue sudah menghabiskan 5 sesason ini dan gue masih terdiam sama endingnya. Balik lagi, gue mendapati rekomendasi series ini dari Kevin Anggara. Bersamaan dengan film Narcos, tapi yang waktu itu gue coba duluan adalah Money Heist. Bener aja dong, nagih banget. Kalau gak salah waktu itu gue kelas 10. Sebelum money heist lagi booming-boomingnya, gue mencoba meracuni teman-teman gue dengan series ini. Bagusnya, gue mendapatkan respon postif dari mereka dan banyak juga yang mengakui kalau series ini emang top. Balik lagi ke season 5, tanpa gue ingin mencoba spoiler, gue rasa orang yang membuat series ini benar-benar jenius. Gue kira, series ini 11 12 sama Interstellar yang harus mikir parah. Tapi nyatanya, series ini agaknya cukup ringan ditonton untuk kalangan awam. Strategi perampokan yang gak asing ditelinga kayak strategi divide et impera atau strategi domino yang membuat gue mengingat pelajaran sejarah minat tentang teori domino bagi negara-negara yang terkena ideologi komunis. Atau tentang inflasi yang geng profesor buat karena telah merampok cadangan emas nasional. Gue benar-benar acungin jempol buat sutradanya. Kalau ada meme tentang season terbaik di money heist, gue ngerasa season ini semuanya terbaik. Gak boong deh. Gue yakin, entah dalam beberapa tahun ke depan, gue akan menonton ulang series ini walau udah tau endingnya gimana.

Sc: Pinterest
Kalau gue liat-liat, money heist ini sekilas mirip Comic 8 ya. Comic 8 juga menjadi salah satu film favorit gue. Walau sampai sekarang masih gantung banget endingnya, tapi semoga aja secepatnya rilis untuk film ke 4 biar secepatnya juga gue review wkwkwk (gak penting).
Sebenarnya masih banyak sih film seru yang belum gue ulas di akun instagram gue, Banyak juga film favorit gue yang masih belum gue sebutkan disini. Tapi karena 5 aja udah panjang, gimana kalau gue tulis semua?
Jadi segitu dulu ya gengs. Btw, udah hari ke 15 aja nih. Berarti 15 hari lagi blog ini juga bakalan tamat. Huhuhuhu sedih.

Thank you yang udah baca, buenas noche~










Komentar

Ê• •á´¥•Ê”