Day 4: My Dream Job
Gue jujur, bingung banget nulisnya. Biasanya jam 12 tulisan ini tuh udah jadi. Sekarang gue harus nunggu beberapa jam sampai bisa menemukan ide tentang pekerjaan impian gue. Udah setengah 3 lebih 6 menit. Ngomong-ngomong tentang pekerjaan, kenapa ya hal ini selalu dikait-kaitkan dengan jurusan yang gue pilih nantinya?
"Ipit nanti mau masuk ke mana?"
"Insyaallah UI atau UNPAD hehe..."
"Ambil jurusan apa tuh?"
"Kalau gak Ilmu Hubungan Internasional atau Ilmu Komunikasi"
"Wah...Lulus dari situ nanti kira-kira kerja dimana tuh?"
Dan gue harus berbicara panjang lebar mengenai peluang dari jurusan HI ini. Emang tinggi-tinggi sih, kayak diplomat atau bekerja di perusahaan multinasional. Tapi maksud gue, emangnya kalau gue kerja ga sesuai jurusan juga kenapa? Ada masalah kah?
Sependengaran gue juga, banyak gosip yang bilang lulusan jurusan HI susah cari kerja karena lingkup ilmu yang terlalu luas tapi ga ada yang di dalami. Ada juga orang yang gue kenal, kakaknya juruan HI sekarang jadi pedagang. Pertanyaan gue masih sama, emang kenapa? Beberapa orang menyarankan gue untuk masuk ke fakultas yang lebih meyakinkan dalam peluang kerjanya kayak bisnis, manajemen, atau akuntansi karena mereka tau gue lebih condong ke arah sana. Gue juga ga nolak sih. Tapi HI adalah cita-cita gue yang selama ini ingin gue raih. Jujur aja, gue juga ga ada kepikiran jadi diplomat atau kerja di bagian pemerintahan (walau kalau dikasih ga nolak juga). Gue juga bisa aja berubah pikiran ngomong mau masuk HI tapi berakhir di jurusan lain. Tapi kenapa deh, orang-orang mandang sebelah mata sama jurusan ini?
Buat gue, seperti memilih IPA dan IPS. Gue berlandaskan pada kesukaan gue akan sesuatu. Gue suka dengan politik, gue suka dengan bahasa, gue suka dengan budaya. Gue juga tau hal itu ga cukup untuk masuk HI. Tapi seenggaknya, gue hanya ingin belajar. Seperti gue yang 'kecemplung' di IPS. Orang lain yang mungkin ga suka akan mengeluh. Tapi, gue tetap rela buka buku dan membaca hampir semalaman. Apalagi yang membuat gue begitu kalau bukan didasari atas dasar suka?
Buat gue, pekerjaan itu ga harus sesuai dengan jurusan atau ilmu yang kita pelajari saat di perguruan tinggi.
Syukur-syukur kalau dapat yang sesuai, tapi kalau engga juga, ya gak masalah. Selama uang yang gue cari halal dan ga bikin menurunnya mata uang rupiah terhadap dolar. Gue pernah melakukan sesi confessing dengan teman gue.
"Sebenarnya gue masuk HI cuma cari ilmunya, untuk pekerjaan kayaknya gue bakal memilih bergelut di bidang bisnis"
"Kalo gitu kenapa lu ga masuk bisnis?"
"...."
Mungkin beberapa hal memang ga masuk ke nalar. Gue juga sadar. Harusnya dengan kecintaan gue akan berjualan dan berniaga, gue masuk ke ranah ekonomi. Tapi entah kenapa, gue benci angka. Gue mencari jurusan yang minim akan perhitungan. Walau ga yakin di HI ada hitungan atau engga. Kalau adapun, gue ga masalah karena inilah jalan yang gue pilih. Yang paling penting have fun dalam menjalaninya.
Jadi untuk pekerjaan impian udah bisa ketebak dong ya kayak gimana?
Gue memilih pekerjaan yang bebas dan gak terikat. Walau kata orang, kerja di perusahaan startup melelahkan, buat gue ga masalah. Selama ini mengikuti prinsip hidup gue yang lepas dan bebas berkreasi. Bahkan gue berencana memiliki toko buku sendiri dan perpustakaan umum untuk masyarakat dengan cafetaria di dalamnya. Belum lagi, gue yang suka musik pengen banget jadi penyiar radio (colek Prambors). Ya, begitu banyak hal yang gue inginkan. Kalo urusan cita-cita, tadinya cita-cita gue ga jauh-jauh dari dokter, arsitek, dan hal-hal yang menurut gue keren banget. Tapi karena gue sadar gue ga terlalu jago dalam matematika, jadi gue mundur dan banting setir ke profesi yang gak membutuhkan matematika di dalamnya.
Jadi segini dulu cerita tentang kegalauan gue dalam mencari jurusan yang cocok buat gue. Gue sadar kok, HI juga jurusan sulit. Tapi, gue juga sejujurnya belum terlalu yakin dengan jurusan yang nantinya akan gue ambil. Jadi tolong teman-teman, tetap dukung apapun keputusan gue ya, hehehehe....
Thank you and see ya~
Sc: Pinterest
Komentar
Posting Komentar