Day 28: Top Things On My Bucket List
Hhhh... Hello guys.
Gue lagi ada di fase males gue. Dari tadi pagi, gue hanya menghabiskan waktu untuk nonton drama korea The Red Sleeve yang baru aja tamat. Itu drama sejarah kerajaan kedua yang gue tonton setelah Moonlovers. Gue nonton Red Sleeve juga awalnya iseng-iseng aja dan sekalian liat Junho 2PM. Oh buat yang gak tau juga, gue emang suka sama Super Junior, 2PM, Miss A, tapi gue bukan kpopers. Akibat selalu di cekokin sama lagu kpop dari gue kecil, gue udah muak sama Kpop dan menolak untuk mengikuti perkembangan atau update berita terbaru. Paling kalau trending nomor 1 di Twitter, penasaran dikit, baru deh gue buka. Tapi buat lagu-lagunya gue masih suka kepoin, untuk berita atau stand grup tertentu gue gak ngikutin.
Ini udah kedua kalinya gue mewek gara-gara drakor kerajaan. Buat gue endingnya gak sedih-sedih amat sih. Tapi di episode terakhir gue benar-benar nyesek banget. Coba deh tonton. Gue takut jadi spoiler juga sebenarnya. Tapi faktor mewek itu yang bikin gue lemes dan males buat ngapa-ngapain.
Sebenarnya, gue masih ada tugas untuk event debat yaitu membuat poster. Gampang aja sebenarnya, tapi gue masih memiliki banyak hal lain yang harus gue kerjakan, jadi pembuatan poster ini akan tertunda sampai gue selesai untuk membuat tulisan pada topik kali ini.
Topik kali ini adalah tentang Bucket List. Fyi aja, bucket list adalah hal-hal yang gue ingin lakukan sebelum gue mati.
Uwaw. Mengingat gue bahkan ga berencana untuk mati akhir-akhir ini kayaknya gue belum membuat bucket list gue sendiri.
Tapi kalau gue pikir-pikir, hal paling atas yang gue inginkan sebelum gue mati adalah menulis buku dan menerbitkannya.
Gue ingin dengan mudah terbuka ke orang-orang tentang apa yang sebenarnya terjadi. Gue ingin mengungkap rahasia dari hal yang gue sembunyikan. Emang gak penting, tapi gue rasa dunia perlu tau.
Dari dulu bahkan gue ingin menjadi penulis. Tapi entah kenapa alasannya bukan untuk hal yang bersifat komersial. Gue juga berpikir, ketika gue mati nanti hal yang tersisa ketika orang meninggal nanti hanya nama dan batu nisan. Gue gak mau begitu. Gue ingin menciptakan artefak gue sendiri walau bukan diukir di batu. Seru aja gitu kalau gue dikenal bahkan ketika gue udah meninggal. Kalau gue meninggal tanpa meninggalkan karya, buat gue seperti hidup sia-sia. Gue ingin hidup selamanya. Maka dengan begitu, gue harus menciptakan sesuatu.
Emang aneh sih.
Gue pernah sekali waktu ingin membakar semua diary-diary gue atau menguburnya entah dimana agar semua cerita dan kenangan gue hilang. Tapi, gue sadar. Apa tujuan gue menulis kalau untuk dibakar?
Kalau untuk hal lain, kayak pergi haji atau membahagiakan orang tua mungkin gak ada di bucket list gue, tapi lebih ke kewajiban ga sih wkwkwk. So, itulah hal random yang dari dulu gue pikirin. Setidaknya gue ingin menerbitkan satu buku hasil karya gue sendiri. Semoga aja...
Sc: Pinterest
Komentar
Posting Komentar